Jumat, 28 Juni 2013

4 MACAM HATI


Foto: kesunyian adalah  bukanlah kesepian hati,dikala fikiran melayang membayangkan mati,seakan semua kebahagiaan bukanlah tujuan.hanya penyesalan yang terhampar luas di dalam bayangan. mengapa kebaikan tidak ada dalam fikiran sejak dahulu kala.  ternyata selama hayat ibadah tak mencukupi untuk mengimbangi kenikmatan yang telah ternikmati .  sungguh besar kemurahan Allah


Sebuah ayat al-Quran yang mengandung doa menuturkan, "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau palingkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah rahmat dari sisiMu kepada kami, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi." (QS. Ali Imran [3 ]: 8).

Konten doa ayat di atas tidaklah diucapkan dan dilakukan kecuali oleh orang-orang yang akal dan hatinya bersih (Ulil Albab). Mereka bermunajat dengan harapan dan tujuan agar hatinya tetap berada dalam proteksi hidayah Allah dan terjaga dari berbagai macam jalan yang menyesatkannya. Oleh sebab itu, sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim menunjukan tentang pentingnya posisi hati di antara unsur jasmani dan materi lainnya.

Sabda Rasulullah SAW, "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kamu sekalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amalmu yang ikhlas." (HR. Muslim).

Menurut riwayat dari Abi Sa'id RA, ada empat macam hati yang disebutkan oleh baginda Rasulullah SAW. Hadits ini bisa ditemukan juga dalam sebuah buku yang berjudul Kitab al-Kabair, karangan Syeikh Imam Abi al-Hasan Muhammad bin Abdul Wahab.

Pertama, Qalbun Ajrad (hati yang murni), yaitu hati laksana lentera yang memancarkan cahaya. Hati ini membuka pintu-pintunya untuk mendengar dan menerima kebenaran (alhaq). Itulah hati orang-orang Mukmin yang melakukan ketaatan kepada Allah dan RasulNya secara konsisten. Jenis hati ini disebut juga sebagai Qalbun Shaleh (hati yang sehat).

Kedua, Qalbun Aghlaf, hati yang keras dan tertutup untuk menerima kebenaran dan petunjuk dari Allah. Ia disebut juga sebagai QOLBUN Mayyit (hati yang mati) karena tidak mengenal dan mengakui Allah sebagai Tuhannya. Ketika diseru pun ke jalanNya, maka seruan itu tidak bermanfaat sama sekali karena hatinya sudah tertutup. (QS. Al-An'am [6]: 25). Tidak lain, jenis hati ini adalah hatinya orang-orang kafir.

Ketiga , Qalbun Mankus (hati yang terbalik). Yaitu hati orang-orang munafik. Hati ini sebetulnya mengetahui kebenaran Islam sebagai agama samawi, akan tetapi ia berbuat inkar. Bahkan ia memusuhi dan menghalang-halangi orang lain untuk mengikuti kebenaran tersebut.Kempat Qalbun Mushaffah. Yaitu, hati yang di dalamnya ada dua unsur sekaligus, keimanan dan kemunafikan. Kedua unsur ini saling tarik-menarik sehingga terkadang hati tersebut miring dan dekat kepada keimanan dan terkadang kepada kekufuran, tergantung kepada salah satu yang mendominasinya.

Jenis hati ketiga dan kempat ini disebut Qalbun Maridh (hati yang sakit) karena ada penyakit atau virus yang menyerangnya, yaitu berupa fitnah syahwat (nafsu) dan shubhat (sikap ragu) dengan motivasi setan yang terkutuk. Sebagai bahan muhasabah diri, masing-masing di antara kita dapat mengetahui secara jujur ​​dan objektif, tipe hati manakah yang sebenarnya kita miliki dari keempat macam hati di atas.

Mudah-mudahan kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang memiliki tipe hati yang pertama, yaitu hati yang murni dan sehat. Di antara kuncinya adalah mengamalkan do'a yang diajarkan al-Quran, sebagaimana disebutkan di atas. Wallahu alMusta'an.



Sumber: www.republika.co.id

PHOTO : SAINYAU
https://fbcdn-sphotos-a-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn1/p480x480/945236_577380302283827_1384495266_n.jpg

Tidak ada komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
jombang, jawa timur, Indonesia
TEREKADANG ORANG MERASA PERCUMA NGOMONG DENGAN SIAPAPUN, KARNA TERBAWA OLEH PERASAAN PESIMIS. SEHINGGA MERASA APAPUN YANG DILAKUKAN ADALAH PERCUMAH. ADA KALANYA ORANG SUKA BICARA TENTANG HAL YANG TAK PENTING, WALAUPUN PERASANYA SENDIRI MERASA TIDAK BERGUNA. APA HAL YANG MEMICU SIKAP YANG DEMIKIAN. MUNGKIN ANDA LEBIH TAHU,ATAU INGIN TAHU. TAHU ATAU TIDAK,YANG PASTI: TIADANYA KALIMAT ADALAH MATINYA KEADAAN

Pengikut